- Perjuangan Menyatukan Kembali Anak-Anak dengan Keluarganya di Gaza
- AS Berencana Jual Senjata Rp129 Triliun ke Israel di Tengah Genosida Palestina
- Serangan Israel Tewaskan 70 Warga Palestina, Mayoritas Anak-Anak dan Wanita
- Moldova Tetangga Ukraina Hadapi Krisis Keamanan Akibat Pemutusan Pasokan Gas Rusia
- Pekerjaan dengan Bayaran Tertinggi di Inggris, Jam Kerja Kurang dari 30 Jam Seminggu
- Tentara Israel Serbu Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Paksa Evakuasi
- Malaysia Kutuk Agresi Israel yang Tak Henti-hentinya di Gaza
- Houthi Yaman Siap Konfrontasi Langsung Lawan AS dan Israel
- Ragam Acara Menarik di GJAW 2024 Buat Para Pecinta Otomotif
- Gasspoll FC Ukir Sejarah, Komunitas Fun Football Pertama Bermain di Stadion Gelora Bung Tomo
Hindari masalah akibat obsesi makan sehat dengan rencana diet seimbang
Jakarta (ANTARA) - Memasuki tahun baru dengan tekad untuk menjalani hidup secara lebih sehat dengan banyak mengonsumsi makanan sehat tentu baik, tetapi masalah bisa muncul kalau tekad itu berubah menjadi obsesi.
Menurut siaran Medical Daily pada Selasa (31/12), obsesi untuk mengonsumsi makanan sehat bisa memicu kondisi yang disebut orthorexia nervosa, gangguan makan akibat obsesi yang tidak sehat untuk mengonsumsi makanan sehat.
Orang dengan gangguan ini menjadi begitu sibuk dengan persepsi kesehatan makanan dan hal itu berdampak buruk pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari mereka.
Sebagai gambaran, mereka bisa menjadi terlalu khawatir dan menghindari makanan yang dianggap tidak sehat; terobsesi dengan makanan sehat, nutrisi, dan makan; serta tidak dapat menyimpang dari gaya makan atau pola makan tertentu tanpa merasa cemas.
Ada pula orang yang terjebak dalam diet ekstrem yang menghilangkan karbohidrat, protein, dan vitamin esensial atas nama pola makan sehat.
Penerapan pendekatan ini membahayakan tubuh, karena kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gejala seperti rambut rontok, kuku rapuh, terlambat menstruasi, dan kelelahan terus-menerus.
Kalau tidak diatasi, obsesi terhadap makanan sehat dapat meningkat menjadi masalah yang lebih serius, yang berpotensi menyebabkan gangguan makan klinis seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam sebuah studi inovatif, para peneliti mengeksplorasi bagaimana kecanduan makan sehat dan idealisme kecantikan ekstrem di kalangan model fesyen dapat memicu gangguan makan dan citra tubuh.
Hasil studi mereka, yang dipublikasikan dalam Eating and Weight Disorders – Studies on Anorexia, Bulimia, and Obesity, menunjukkan bahwa sementara 95 persen peserta studi yang mencakup model dan kelompok kontrol memiliki emosi positif mengenai makan sehat, lebih dari 35 persen model perempuan dan lebih dari 20 persen anggota kelompok kontrol menunjukkan tanda-tanda orthorexia nervosa.
Survei tersebut juga mengungkapkan tren yang meresahkan mengenai indeks massa tubuh para model fesyen, dengan 88,7 persen di antaranya berada di bawah ambang batas berat badan kurang.
Bagi mereka yang ingin menerapkan gaya hidup sehat pada awal tahun baru, Dr. Nikolett Bogár merekomendasikan perencanaan diet seimbang jangka panjang dengan tidak mengkategorikan makanan sebagai baik atau buruk.
"Berusahalah menjalani diet jangka panjang yang seimbang alih-alih diet 'ultra bersih" pada Januari. Sesekali menikmati cokelat atau makanan ringan saat liburan harus menjadi bagian dari diet Anda, tanpa rasa bersalah," kata Dr. Bogár, mahasiswa PhD yang meneliti gangguan makan di Institute of Behavioral Sciences Semmelweis University di Hungaria.
Baca Lainnya :
Sumber ( Antara news https://www.antaranews.com/berita/4559798/hindari-masalah-akibat-obsesi-makan-sehat-dengan-rencana-diet-seimbang )